SELAMAT DATANG DI PRISUGA SOBAT SENYUM SEBELUM MEMULAI HARI ITU YANG LEBIH BAIK

Sabtu, 16 April 2011

TUNJUKKAN DIRIMU TUNJUKKAN OPINIMU

Koran merupakan salah satu media massa yang memuat beragam informasi, opini serta segudang fenomena di dalam kehidupan bermasyarakat. Koran sering dikaitkan sebagai teman pengisi waktu luang ataupun jamuan pagi sebelum memulai aktivitas setiap harinya. Mungkin juga, semboyan seperti “ Apapun hidangannya, yang penting sama baca Koran”, atau “sarapan koran”, bisa menjadi semboyan yang relevan dengan keadaan jaman sekarang ini. Waktu kosong yang semakin sempit serta setiap orang dituntut selalu update dalam hal apapun setiap harinya, menjadikan membaca koran sebagai rutinitas.

Berbagai sisi kehidupan di dalam masyarakat disajikan menjadi sebuah karya yang nantinya dibaca oleh kalayak ramai. Berbagai segi sosial, politik, ekonomi, budaya maupun hiburan semata dapat tersaji di dalamnya. Lalu apakah mahasiswa sebagai pelajar mampu beropini juga dalam koran sebagai media massa yang berorientasi pada masyarakat serta nantinya akan dikembalikan kepada masyarakat? Apakah opini seorang mahasiswa patut untuk dikonsumsi publik?


Sebagai mahasiswa, mengeksplorasi diri merupakan sebuah keharusan dimana mahasiswa harus belajar mengimplementasikan berbagai ilmu pengetahuan yang ia dapat dalam bangku perkuliahannya. Apakah hal-hal yang ia baca sudah sesuai dengan apa yang ia lihat dalam berkehidupan bermasyarakat sebagai makhluk sosial yang selalu saling membutuhkan, ataukah semuanya hanya berupa teori belaka. Hal itu yang mendasari mahasiswa harus selalu beropini, mengutarakan pendapatnya sebagai generasi yang sedang belajar serta akan menjadi para pemimpin bangsa kelak, yaitu para pengetuk palu akan segala keputusan. 

Sebagai mahasiswa, beropini sesuai kemauan serta kemampuan merupakan hal yang sepele, tetapi berbeda dengan beropini sesuai kemampuan serta bertanggung jawab, sama halnya dengan beropini di koran sebagai media massa yang akan dinikmati oleh berbagai kalangan masyarakat. Mahasiswa harus mampu memberikan alasan atas opini yang ia berikan. Sebagai seorang yang dianggap terpelajar , mahasiswa sebenarnya mampu untuk menyatakan pendapatnya, termasuk dalam sebuah surat kabar. Bangku perkuliahan serta pengalaman yang didapat dalam sebuah perkuliahan sudah menjadikan dasar serta melatih mahasiswa untuk beropini serta berpikir secara terstruktur dan bertanggung jawab berdasarkan bidang masing-masing. Hal ini telah membantu mahasiswa untuk selalu mendatangkan ide-ide cemerlang yang nantinya akan disalurkan melalui opini koran yang akan dikonsumsi oleh masyarakat serta ditanggapi dengan latar belakang yang berbeda, tentunya diimbangi dengan kepekaan terhadap lingkungan sosialnya. 

Kondisi mahasiswa sebagai pelajar serta kaum intelek yang mampu serta masih membaur dengan masyarakat(masyarakat kecil), memberikan nilai tambah tersendiri bahwa mahasiswa mampu beropini. Kondisi mahasiswa yang mau tidak mau harus selalu membaur dengan masyarakat membuat mahasiswa tidak hanya berkutat pada sebuah diktat tetapi mereka melihat fenomena secara langsung , yaitu bagaimana sebuah kehidupan sebenarnya terjadi dalam masyarakat. Sehingga keadaan ini menggugah mahasiswa untuk mampu beropini karena sebuah kepekaan. Keadaan seperti ini pun akan membuat korelasi antara mahasiswa dengan masyarakat terjalin dengan baik. Keadaan ini akan membentuk suatu kontrol sosial dalam berbangsa dan bernegara. Ketika suatu masalah muncul dalam masyarakat, mahasiswa sebagai penghubung suara rakyat akan mencerna permasalahan tersebut yang nantinya opini mahasiswa akan menjadi salah satu acuan ketika pembuatan kebijakan oleh pemerintah sehingga akan terjadinya keseimbangan serta hubungan baik . 

Dengan sumber daya yang cukup serta semakin majunya teknologi yang mendukung, mahasiswa mampu beropini di media massa(koran), secara pantas untuk dikonsumsi kalayak ramai serta dapat digunakan sebagai acuan pengambilan keputusan. Tetapi beberapa sikap mahasiswa yang kurang bijak serta kurang cerdas dalam menanggapi situasi seperti demontrasi yang berujung anarkis menumbuhkan sikap ketidakpercayaan masyarakat terhadap mahasiswa. Sikap tersebut secara tidak langsung akan menyempitkan ruang gerak mahasiswa lain untuk menyampaikan opininya hanya karena ketidakpercayaan masyarakat. Ruang yang semakin sempit menjadikan kreativitas serta kepekaan menurun , bahkan seorang mahasiswaenggan untuk mengakui bahwa dirinya seorang mahasiswa serta harus menyamarkan identitasnya dalam berbagai media menjadi seorang pakar atau ahli dengan tujuan opininya diterima masyarakat. Lalu sampai kapan bangsa kita akan menyadari bahwa mahasiswa mampu beropini sebagai generasi bangsa yang akan membawa perubahan serta calon pemimpin bangsa kelak? Itulah tugas mahasiswa untuk selalu mendatangkan ide-ide cemerlang, bukan sebagai orang lain melainkan sebagai mahasiswa penerus bangsa yang akan membawa bangsa ini menjadi lebih baik. Mahasiswa harus menunjukkan diri, aksi serta opini, karena mahasiswa mampu beropini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar